rissa indrasty News

rissa indrasty News

Blog Berita Mahasiswa Jurnalistik!

rissa indrasty News

http://onlineclassrtm.blogspot.co.id/2016/04/menulis-untuk-website-user-seo-friendly.html

Video Supir Taksi Vs Go - Jek



Video kerusuhan antara supir taksi dan Go- Jek tersebar luas di youtube. Kericuhan ini  terjadi di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Selasa (22/3) dekat dengan lokasi  aksi demonstrasi supir taksi yang bergabung dalam Paguyuban pengemudi Angkutan Darat,  yang menuntut aplikasi layanan transportasi online Uber dan Grab di depan Gedung DPR/MPR RI Jakarta.

Kejadian ini berawal  dari supir taksi pendemo  melakukan aksi penyisiran terhadap beberapa pengemudi Go - Jek yang melintas karena para supir taksi mendengar kabar bahwa ada supir taksi yang dianiaya oleh Go- Jek.

Penyisiran yang dilakukan sebanyak tiga kali terhadap tiga orang pengendara Go - Jek yang berhasil diselamatkan oleh polisi yang berjaga disekitar lokasi tersebut. Sekitar pukul 12.30 WIB dari arah Gedung Kementrian Pemuda Olahraga datang segerombolan pengendara motor yang memakai atribut Go - Jek  datang menghampiri lokasi demo supir taksi.

Kerusuhan antara Go - Jek dan supir taksi pun tak dapat di hindarkan. Polisi yang berada di lokasi kejadian tidak dapat menghentikan aksi tersebut akibat kekurangan personil akibat aki yang tiba - tiba tersebut.

Untungnya tidak ada korban tewas akibat kerusuhan ini, karena dengan sigap Polda metro Jaya turun ke lokasi kejadian untuk membubarkan kerusuhan ini.
Doa Jokowi Terkabul, Juara All England Berhasil di Raih

Doa Jokowi Terkabul, Juara All England Berhasil di Raih

Doa Jokowi akhirnya terkabul, Praveen dan Debby akhirnya berhasil meraih juara pertandiangan bulu tangkis di Final All England, Minggu (13/06/2016).

 Sebelumnya Presiden Republik Indonesia tersebut  berharap dan   meminta dukungan  kepada masyarakat pada account twitternya, agar turut serta mendoakan duo ganda  tersebut di Final All England.

Kemenangan ini pun tak luput membuat Jokowi kembali membuat twitt lanjutan  untuk mengucapkan selamat atas kemenangan tersebut . Jokowi juga menambahkan kata luar biasa pada awal tulisannya, sebagai wujud kebanggannya kepada Praveen dan Debby




Praveen/Debby, luar biasa. Selamat Juara All England! Saya dan seluruh rakyat Indonesia sangat bangga -Jkw


Pertandingan Final bulu tangkis ganda ganda Indonesia tersebut berhasil menang setelah mengalahkan pemain ganda Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Crstinna Pederon, dengan skor 21 - 12 dan 21 - 17.
Kemenangan Praveen dan Debby menjadi Sorotan Jokowi

Kemenangan Praveen dan Debby menjadi Sorotan Jokowi

Kemenangan Praveen Jordan dan debby Susanto di semifinal All England 2016 menjadi sorotan banyak pihak, termasuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Hal ini dapat dilihat pada kicauan twitter presiden yang akrab di sapa Jokowi yang di post tanggal 12 Maret 2016.

Selain itu, Jokowi juga meminta rakyat indonesia untuk ikut serta mendukung dan mendoakan pasangan bulu tangkis ini agar bisa menjadi juara di pertandingan Final.

Pasangan Praveen/Debby berhasil masuk Final All England. Ayo kita dukung dan doakan semoga bisa juara -Jkw
More 
Pertandingan ini berlangsung selama 47 menit di Barclaycard Arena, Sabtu (12/3/2016) malam WIB. Praveen dan Debby melawan unggulan pertama China, Zhang Nan dan Zhao Yunlei berhasil unggul dengan skor 21 – 19 di babak pertama dan 21 – 16 di babak kedua. 

Di babak final, Praveen dan Debby akan berjumpa dengan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen dan Christinna Pedersen.

Praveen dan Debby merupakan harapan terakhir bangsa Indonesia pada All England 2016, karena merupakan satu – satunya ganda campuran wakil Indonesia yang berhasil masuk ke babak Final





Ridwan Klimaks Menolak Maju Pilkada DKI


Wali Kota Bandung Ridwan Kamil telah klimaks memutuskan untuk menolak maju Pilkada DKI 2017 mendatang. Sebelumnya, telah banyak partai yang siap berkoalisi untuk mendukung Ridwan, tapi Ridwan memutuskan untuk mendengar aspirasi rakyat Jakarta terlebih dahul, juga warga Bandung yang tidak ingin dirinya meninggalkan posisinya sekarang.

Ridwan kamil juga meminta maaf dan menegaskan perilah penolakannya maju di Pilkada DKI dalam akun facebooknya. Ridwan menganggap dirinya belum selesai menunaikan tugas sebagai walikota Bandung dan ibu kandung tidak merestuinya kemanapun sebelum Ia menyelesaikan periode pertama kewalikotaan Bandung tunai.Berikut isi kicauan Ridwan pada tanggal 29 Februari 2016 :

Mohon maaf, walau kesempatan itu ada, saya memutuskan untuk tidak maju ke pemilihan Gubernur DKI 2017. Ini alasannya. mohon dibaca dengan seksama. Semoga Jakarta bisa memilih pemimpin terbaik tahun depan. hatur nuhun.

------

Ke Jakarta Tidak ke Jakarta

Indonesia lahir dari imajinasi. Rumah besar dengan penghuni yang beragam bukan seragam. Indonesianis Ben Anderson pun menyebut Indonesia sebagai "imagined community". Imajinasi ambisius yang mencoba menyatukan kebhinekaan 17 ribu pulau dan 700-an bahasa ini. Keragaman dan kekayaan tanah air ini luar biasa. Bangsa Portugis, Inggris dan Belanda pun dahulu berebut kekayaan ibu pertiwi ini. Kekayaan alam yang bisa membuat Belanda mau tukar guling Maluku dari Inggris dan menukarnya dengan pulau New Amsterdam yang berubah nama menjadi Manhattan New York City hari ini.

Manusia modern Indonesia hari ini dominasinya adalah turunan migran Micronesia asal Tiongkok yang dalam perjalanan sejarahnya bercampur dengan genetika India atau Arab. Bukan aseli turunan dari Homo Erectus Sangiran atau The Hobbit alias Homo Floresiensis. Migrasi bangsa Micronesia ribuan tahun lalu mendatangi Taiwan, Filipina, Indonesia sampai sejauh kepulauan Pasifik dan Hawaii. Makanya sawo matang kita mirip dengan sawo matang orang Hawaii. Jika mau melihat leluhur bangsa Indonesia, datangi kaum aborigin Taiwan yang genetikanya mirip dengan sawo matang manusia modern Indonesia hari ini. Sehingga mengadu domba etnisitas manusia Indonesia hari ini dengan istilah pribumi bukan pribumi adalah kebodohan.

Sejarah mencatat pusat Nusantara saat Sriwijaya adalah disekitar Sungai Musi. Nusantara saat Majapahit sebagai penguasa berpusat di Mojokerto. Dan Nusantara atau Indonesia hari ini berpusat Jakarta. Jakarta adalah pusat pemerintahan/politik dan juga pusat ekonomi Indonesia. Berbeda dengan Amerika dimana pusat pemerintahan di Washington DC dan pusat ekonominya di New York atau Los Angeles. Atau Tiongkok dengan Beijing sebagai pusat politik dan Shanghai sebagai pusat ekonomi.
Bercampurnya segala pusat ini itu di Jakarta membuat manusia-manusia Indonesia berlomba mengadu nasib ekonomi atau nasib politiknya ke Jakarta. Jakarta adalah mitos. Jakarta sekaligus juga adalah bom waktu.

***

Sedemikian besarnya magnet Jakarta sebagai kepusatan atas banyak hal, tidaklah heran jika menjadi Gubernur Jakarta menjadi incaran utama panggung politik. Pak Jokowi mundur dari Solo untuk menjadi Gubernur Jakarta tahun 2012 yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia di tahun 2014. Pak Ahok mundur dari anggota DPR untuk berpasangan dengan Pak Jokowi. Pak Alex Nurdin mundur sebagai Gubernur Sumsel, dan balik lagi ketika kalah. Tahun depan pak Ahok pun bersiap untuk pemilihan berikutnya. Dan karena satu dan lain hal, tawaran dan kesempatan itu pun datang kepada saya.

Saya tidak melakukan upaya apapun yang bersifat mempromosikan diri ke warga Jakarta. Sehingga ketika hasil survey menyatakan popularitas dan elektabilitas tiba-tiba-tiba naik, saya duga karena apa yang saya lakukan di Bandung dengan mudah dikonsumsi warga Jakarta via media sosial. Jangan lupa Jakarta adalah kota Twitter paling cerewet se dunia.

Kenapa tidak segera menyatakan maju atau tidak? Sebagai manusia timur, saya dilatih ibu saya untuk menghormati silaturahmi. “Jangan menolak undangan silaturahmi dan perbanyak takziah pada yang baru meninggal,” itu pesan rutin Ibu saya. Saya paham maksudnya, dengan silaturahmi persaudaraan berlipat. Dengan takziah, rasa syukur dan semangat hidup bertambah.

Itulah kenapa selama 3 bulan terakhir saya tidak langsung menyatakan iya atau tidak terhadap tawaran menjadi calon Gubernur DKI. Saya menghormati masukan dan aspirasi dengan menghadiri undangan silaturahmi dari beragam kelompok warga dan tokoh Jakarta. Saya mendatangi informal undangan dari 4 parpol. Dalam kurun waktu tersebut, saya mendengarkan dengan seksama masukan langsung dari Bapak Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua DPD, termasuk berdiskusi hangat dengan Pak Prabowo Subianto. Saya memperhatikan masukan warga via media sosial juga. Dan sampai hari Minggu 28 Februari 2015 pun saya masih menerima silaturahmi tokoh-tokoh nasional di Jakarta. Semua saya dengarkan dengan baik.

***
Memenangkan pemilihan Gubernur Jakarta 2017 bukan hal yang mustahil. Saya dulu memulai pemilihan di Bandung dengan 6% sebagai ’nobody’, sementara incumbent sudah 30%. Dan akhirnya menang 45% dengan determinasi dan strategi kreatif ini itu. Dari survey terakhir di Jakarta yang masuk ke saya, popularitas sudah 60% dan elektabilitas 20%. Dan ini pun, dengan saya tidak melakukan apa-apa. Belum bergerak.

Gak takut kalah? Menang kalah dalam hidup adalah biasa. Cinta saya pernah ditolak 2 kali. Kalah dalam sepakbola sering. Masuk arsitektur gara-gara tidak berhasil masuk Teknik Kimia ITB dan saya pernah dilecehkan berkali-kali saat di Amerika karena minoritas dan faktor ras. Saya sudah melewati semua itu. Makanya mau dimaki atau dibuli di twitter atau medsos oleh banyak pihak termasuk para buzzer lawan politik itu mah biasa saja. Politik itu bising. Insya Allah saya sudah kebal.

Masalah batin saya hanya satu. Saya belum selesai menunaikan tugas sebagai Walikota Bandung. Andai pilkada di Indonesia ini bisa serempak awal dan akhirnya, tentu tidak akan ada dilema seperti ini. Jika pilkada bisa serempak semua, tidak akan ada stigma pemimpin kutu loncat bagi mereka yang ingin mengabdi ke jenjang lebih tinggi. Dan jika mengikuti hawa nafsu dan hitungan matematika pilkada, pastilah saya tidak banyak berpikir panjang. Namun hidup tidaklah harus selalu begitu. Saya ingin bahagia tanpa mencederai. Saya ingin menang tanpa melukai.

***

Bandung hari ini sudah membaik, namun belum sehat betul. Lebay jika dibilang Bandung sudah berhasil. Bohong pula jika ada yang mengatakan Bandung tidak ada kemajuan. Dalam kurun 2 tahun ini, reformasi birokrasi Bandung sudah membaik. Kinerja birokrasi dari urutan ratusan tahun 2013 sekarang urutan 1 nasional dengan nilai A. Pelayanan publik dari rapor merah sekarang urutan 4 nasional. Transparansi pemerintah sudah urutan 3 dari asalnya urutan 17 di Jawa Barat. Itu progres.

Ijin usaha UKM dihilangkan sama sekali. 7000 warga miskin sudah diberi kredit usaha tanpa bunga dan tanpa agunan. Setiap RW diberi anggaran 100 juta sebagai konsep pemerataan pembangunan. Pengangguran terbuka turun dari 10,9% ke 8 %. Itu semua adalah kemajuan. Jadi Bandung membaik bukan hanya urusan taman, seperti yang sebagian tukang nyinyir kira.

Secara tata kota, perbaikan trotoar dan taman kota bergerak dengan cepat. Interaksi sosial berkorelasi dengan kebahagian. Karenanya Indeks kebahagiaan naik ke 70,6 di akhir 2015. Artinya warga Bandung bahagia. Problem sampah dan jalan rusak sudah hilang dari 5 besar masalah Bandung versi survey warga. Adipura hadir lagi setelah 17 tahun absen. Namun secara jujur, Kota Bandung masih punya hutang masalah yaitu urusan pengurangan banjir dan kemacetan. Dua problem ini menjadi prioritas di sisa jabatan saya.

Dan yang terberat, warga Bandung mayoritas tidak mengijinkan saya pergi sebelum menyelesaikan tugas. Di dalam kata ‘warga Bandung’ terkandung di dalamnya suara relawan yang dulu berjibaku memenangkan saya, suara keluarga saya dan suara mentor hidup saya yaitu ibu kandung saya, yang tidak merestui kemanapun sebelum niat selesaikan periode pertama kewalikotaan Bandung ini tunai. Semoga warga Bandung juga memahami, bantu saya dengan aktif menaati aturan dan berpatisipasi aktif dalam program-program pemkot, agar Bandung Juara berkat usaha bersama.

***

Indonesia tidak hanya Jakarta. Mitos pusat segalanya itu harus dibongkar. Saya yakin Indonesia bisa maju jika di daerah juga dipimpin orang-orang terpercaya dan progresif secara merata. Indonesia bisa hebat dengan kepemimpinan orang-orang hebat seperti Ibu Risma di Surabaya atau Prof. Nurdin Abdullah di Bantaeng.

Saya mungkin bisa ke Jakarta, tapi tidak sekarang. Saya masih ingin menyelesaikan mimpi-mimpi besar di di Bandung, ibukota solidaritas Asia Afrika dan kota desain Unesco ini. Insya Allah banyak hal di Bandung akan menginspirasi Indonesia dan dunia. Oleh karena itu saya memutuskan dengan akal sehat dan jernih hati untuk tidak maju sebagai calon Gubernur Jakarta 2017.

Mohon maaf lahir batin jika keputusan ini mengecewakan semua pihak yang sudah bersemangat menyampaikan aspirasi agar saya maju ke Jakarta di tahun 2017. Insya Allah semua indah pada waktunya.

Dan walau gak nyambung, seperti biasa, bagi para jomblo, bersegeralah menikah agar panjang umur.
Hatur nuhun.






Back To Top